Tuesday, June 20, 2017

Apakah Emosi itu diperbolehkan Dalam Kristen ?

·   0

Salah satu tantangan manusia dalam mendapatkan kebahagiaan adalah Amarah. Kenapa ada kata “Marah dan Amarah”, Amarah dan marah ada sih perbedaannya ?

Setiap manusia mempunyai sebuah naluri pembawaan dari saat dia dilahirkan yaitu marah, karena penciptanya juga bisa marah, jadi marah bukanlah sesuatu yang negatip, tetapi apabila marah karena disebabkan oleh hawa nafsu, egoisme, kepentingan diri sendiri yang terganggu.

nah itulah yang tidak baik, marah yang semakin meningkat akan menjadi amarah, yaitu suatu luapan emosi yang berkelebihan, dalam tahapan seperti ini manusia sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi, akal pikirannya sudah tidak bekerja dengan wajar, melainkan emosinya, tidak jarang dalam kondisi amarah yang meledak ledak, menyebabkan orang tersebut jantung nya terhenti, dan meninggal dunia.

emosi-didalam-kristen


Suatu hari Tuhan Yesus pada saat di bait suci Dia menjadi marah, karena tempat yang suci dibuat orang orang berjualan. Yesus juga marah karena tidak boleh menyembuhkan orang pada hari sabat. Dalam perjanjian lama, begitu banyak ayat ayat tentang kehangatan amarah Tuhan.

Tetapi Alkitab mengatakan supaya kita jangan marah, apalagi Amarah, karena Amarah adalah haknya Tuhan,  atau boleh marah tetapi jangan berbuat dosa, ini susah kan, tetapi alkitab Jelas katakan jangan lekas lekas marah karena dari marah akan menyebabkan amarah yang menetap pada orang bodoh, artinya kalau orang sudah amarah dia menjadi bodoh.



(Pkh 7:9)  Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.

Mzm 4:4  (4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela Jadi jelas bahwa Amarah adalah haknya Tuhan, Dia yang membalaskan pada orang yang berbuat jahat pada kita

Rom 12:19  Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, Firman Tuhan.

Jadi sesungguhnya kalau kita sadar, mungkin kita berfikir sesungguhnya apa gunanya kita marah, manfaat apa yang kita peroleh? Amarah akan menyebabkan hipertensi (darah Tinggi), tetapi kadang kita tidak mampu untuk mengontrolnya.

Sudah pasti manusia tidak mampu dengan kekuatannya sendiri untuk mengontrol Amarah, hanya apabila Roh kudus ada pada kita makan dia akan selalu meng ingatkan kita supaya tidak marah, dan kita akan menghasilkan buah buah Roh kesabaran dan penguasaan diri.

Lho kalau anak buah melakukan kesalahan, anak kita tidak menurut, suami atau istri berselisih apa kita tidak boleh memarahi mereka?

Kembali lagi kita harus lihat konteknya, untuk anak buah yang melakukan kesalahan, apakah kita melihat ada unsur kesengajaan atau tidak?, kalau tidak sengaja, ya apa gunanya marah, mungkin karena ketidak tahuannya maka dia melakukan kesalahan atau mungkin kita sendiri yang memberi perintah kurang jelas, tetapi kalau anak buah melakukan kesalahan dengan sengaja, maka harus ditegur  bukan dimarahi, ditegur  satu kali, dua kali, tiga kali secara lisan, kalau masih tidak memperbaiki kesalahan kasih SP 1, SP2, nah ketiga dikeluarkan saja. Buat apa kita menghabiskan energy untuk mengeluarkan kemarahan kita. Semua sudah diatur dalam undang undang ketenagakerjaan

Kadang anak anak tidak mau menurut, kita marahi mereka, inipun sesuatu yang tidak berguna, kalau sering sering dimarahi toh mereka akan menjadi kebal juga.

Alkitab mengajarkan Ams 23:13-4  Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.

Saya punya pengalaman terhadap anak, ketika mereka berbuat salah, saat itu saya tidak memarahi mereka, saya hanya panggil anak saya, kemudian saya suruh baca Ams 23:13-14 setelah itu saya ambil rotan dan saya pukul pantatnya dengan rotan, anak itu menjerit jerit minta ampun, dan saat itu juga saya merasakan hati saya hancur dan menangis bersama anak saya, dan mulai saat itu mereka tidak berani lagi.

Akan sangat berbeda kalau kita sedang emosi kemudian menghukum anak tersebut, maka anak itu akan sakit hati, kalau kita memukul dengan tangan kita, maka tangan kita akan kesakitan, dan meningkatkan emosi kita menjadi Amarah, akhirnya kita tidak bisa mengendalikan diri bahkan akan membahayakan keselamatan anak tersebut.

Apakah kita boleh memarahi pasangan suami atau istri?

Saat sepasang suami istri menikah dihadapan Tuhan mereka sudah menjadi satu daging, jadi kalau kita memarahi pasangan kita, maka sesungguhnya kita sedang memarahi  diri kita sendiri, tidak ada jalan lain bagi sepasang suami istri, mereka harus menyatu, berkomunikasi dengan baik, dan segala sesuatu bawa dalam doa, ….pada tahap awal mungkin sulit, tetapi kalau terus dilakukan komunikasi yang baik, keterbukaan, dan saling mengasihi, saya kira tidak aka nada marah terhadap pasangan kita.

Poinnya marah tidak mendatangkan kebaikan, mungkin kita bisa marah untuk hal hal ketidak benaran, seperti yang Tuhan Yesus lakukan dibait suci, tetapi itupun karena Tuhan karuniakan kepada kita, bahkan Amarah dan kemarahan akan menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.

Marah yang benar adalah berupa teguran kepada seseorang yang tidak menimbulkan sakit hati pada diri kita atau orang lain, karena kita mengasihi mereka.

Tuhan bangkit amarahnya kepada manusia, untuk kebaikan manusia agar mereka bisa mentaati perintahNya, itu untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena Tuhan tidak ingin kita binasa.

Bagaiman caranya agar kita bisa mengontrol supaya tidak marah? Satu satunya jalan, hanyalah kalau kita dipenuhi Roh Kudus, karena pada saat Roh Kudus ada didalam kita, saat kita marah Dia akan selalu menginggatkan kita supaya tidak marah, bahkan Dia akan memberikan damai sejahtera.

Yoh_14:27  Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Apa yang saya tulis sudah saya jalani sampai hari ini, dulu saya seorang yang pemarah, dan suka berkelahi, saat saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan RohNya ada pada saya, maka jarang sekali saya marah, dan apabila marahpun hanya dalam hitungan menit sudah bisa menguasai diri.

Selamat menguasai kemarahan, Tuhan memberkati!

Subscribe to this Blog via Email :