Salah satu tantangan manusia dalam mendapatkan kebahagiaan adalah Amarah. Kenapa ada kata “Marah dan Amarah”, Amarah dan marah ada sih perbedaannya ?
Setiap manusia mempunyai sebuah naluri pembawaan dari saat dia
dilahirkan yaitu marah, karena penciptanya juga bisa marah, jadi marah
bukanlah sesuatu yang negatip, tetapi apabila marah karena disebabkan
oleh hawa nafsu, egoisme, kepentingan diri sendiri yang terganggu.
nah
itulah yang tidak baik, marah yang semakin meningkat akan menjadi amarah,
yaitu suatu luapan emosi yang berkelebihan, dalam tahapan seperti ini
manusia sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi, akal pikirannya sudah
tidak bekerja dengan wajar, melainkan emosinya, tidak jarang dalam
kondisi amarah yang meledak ledak, menyebabkan orang tersebut jantung
nya terhenti, dan meninggal dunia.
Suatu hari Tuhan Yesus pada saat di bait suci Dia menjadi marah,
karena tempat yang suci dibuat orang orang berjualan. Yesus juga marah
karena tidak boleh menyembuhkan orang pada hari sabat. Dalam perjanjian lama, begitu banyak ayat ayat tentang kehangatan amarah Tuhan.
Tetapi Alkitab mengatakan supaya kita jangan marah, apalagi Amarah,
karena Amarah adalah haknya Tuhan, atau boleh marah tetapi jangan
berbuat dosa, ini susah kan, tetapi alkitab Jelas katakan jangan lekas
lekas marah karena dari marah akan menyebabkan amarah yang menetap pada
orang bodoh, artinya kalau orang sudah amarah dia menjadi bodoh.
(Pkh 7:9) Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
Mzm 4:4 (4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan
berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi
tetaplah diam. Sela Jadi jelas bahwa Amarah adalah haknya Tuhan, Dia yang membalaskan pada orang yang berbuat jahat pada kita
Rom 12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka
Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang
akan menuntut pembalasan, Firman Tuhan.
Jadi sesungguhnya kalau kita sadar, mungkin kita berfikir
sesungguhnya apa gunanya kita marah, manfaat apa yang kita peroleh?
Amarah akan menyebabkan hipertensi (darah Tinggi), tetapi kadang kita
tidak mampu untuk mengontrolnya.
Sudah pasti manusia tidak mampu dengan kekuatannya sendiri untuk
mengontrol Amarah, hanya apabila Roh kudus ada pada kita makan dia akan
selalu meng ingatkan kita supaya tidak marah, dan kita akan menghasilkan
buah buah Roh kesabaran dan penguasaan diri.
Lho kalau anak buah melakukan kesalahan, anak kita tidak menurut,
suami atau istri berselisih apa kita tidak boleh memarahi mereka?
Kembali lagi kita harus lihat konteknya, untuk anak buah yang
melakukan kesalahan, apakah kita melihat ada unsur kesengajaan atau
tidak?, kalau tidak sengaja, ya apa gunanya marah, mungkin karena
ketidak tahuannya maka dia melakukan kesalahan atau mungkin kita sendiri
yang memberi perintah kurang jelas, tetapi kalau anak buah melakukan
kesalahan dengan sengaja, maka harus ditegur bukan dimarahi, ditegur
satu kali, dua kali, tiga kali secara lisan, kalau masih tidak
memperbaiki kesalahan kasih SP 1, SP2, nah ketiga dikeluarkan saja. Buat
apa kita menghabiskan energy untuk mengeluarkan kemarahan kita. Semua
sudah diatur dalam undang undang ketenagakerjaan
Kadang anak anak tidak mau menurut, kita marahi mereka, inipun
sesuatu yang tidak berguna, kalau sering sering dimarahi toh mereka akan
menjadi kebal juga.
Alkitab mengajarkan Ams 23:13-4 Jangan menolak didikan dari anakmu ia
tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan. Engkau memukulnya
dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang
mati.
Saya punya pengalaman terhadap anak, ketika mereka berbuat salah,
saat itu saya tidak memarahi mereka, saya hanya panggil anak saya,
kemudian saya suruh baca Ams 23:13-14 setelah itu saya ambil rotan dan
saya pukul pantatnya dengan rotan, anak itu menjerit jerit minta ampun,
dan saat itu juga saya merasakan hati saya hancur dan menangis bersama
anak saya, dan mulai saat itu mereka tidak berani lagi.
Akan sangat berbeda kalau kita sedang emosi kemudian menghukum anak
tersebut, maka anak itu akan sakit hati, kalau kita memukul dengan
tangan kita, maka tangan kita akan kesakitan, dan meningkatkan emosi
kita menjadi Amarah, akhirnya kita tidak bisa mengendalikan diri bahkan
akan membahayakan keselamatan anak tersebut.
Apakah kita boleh memarahi pasangan suami atau istri?
Saat sepasang suami istri menikah dihadapan Tuhan mereka sudah
menjadi satu daging, jadi kalau kita memarahi pasangan kita, maka
sesungguhnya kita sedang memarahi diri kita sendiri, tidak ada jalan
lain bagi sepasang suami istri, mereka harus menyatu, berkomunikasi
dengan baik, dan segala sesuatu bawa dalam doa, ….pada tahap awal
mungkin sulit, tetapi kalau terus dilakukan komunikasi yang baik,
keterbukaan, dan saling mengasihi, saya kira tidak aka nada marah
terhadap pasangan kita.
Poinnya marah tidak mendatangkan kebaikan, mungkin kita bisa marah
untuk hal hal ketidak benaran, seperti yang Tuhan Yesus lakukan dibait
suci, tetapi itupun karena Tuhan karuniakan kepada kita, bahkan Amarah
dan kemarahan akan menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.
Marah yang benar adalah berupa teguran kepada seseorang yang tidak
menimbulkan sakit hati pada diri kita atau orang lain, karena kita
mengasihi mereka.
Tuhan bangkit amarahnya kepada manusia, untuk kebaikan manusia agar
mereka bisa mentaati perintahNya, itu untuk kepentingan manusia itu
sendiri, karena Tuhan tidak ingin kita binasa.
Bagaiman caranya agar kita bisa mengontrol supaya tidak marah? Satu
satunya jalan, hanyalah kalau kita dipenuhi Roh Kudus, karena pada saat
Roh Kudus ada didalam kita, saat kita marah Dia akan selalu
menginggatkan kita supaya tidak marah, bahkan Dia akan memberikan damai
sejahtera.
Yoh_14:27 Damai
sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu,
dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.
Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Apa yang saya tulis sudah saya jalani sampai hari ini, dulu saya
seorang yang pemarah, dan suka berkelahi, saat saya menerima Yesus
sebagai Tuhan dan RohNya ada pada saya, maka jarang sekali saya marah,
dan apabila marahpun hanya dalam hitungan menit sudah bisa menguasai
diri.
Selamat menguasai kemarahan, Tuhan memberkati!